September 13, 2008

Berkenalan Dengan Syaikh Hasan Al Banna


Umur 22 tahun beliau memimpin sebuah gerakan Dakwah Islam, Ikhwanul Muslimin yang pengaruhnya kala itu sudah sangat menggema di seluruh Mesir dan Dunia Arab. Seorang pemuda yang mampu memimpin tokoh – tokoh sekaliber Syaikh Muhibbudin Al-Khatib (seorang tokoh salafi, pada Jamaah Ansharus sunah dan ahlul hadits), Syaikh Amien Al-Husaini (Mufti Palestina), Syaikh DR. Musthafa As-Siba’i (ahli hukum, pejuang Palestina), dan lain-lain, termasuk para Syaikhul Azhar (Syaikh-syaikh Al-Azhar).

Seorang tokoh yang syahid pada umur 43 tahun (terbilang muda) karena peluru-peluru makar yang ditembakkan musuh-musuh Islam, kaum imperialis yang membenci kiprah dakwahnya. Yang kematiannya kemudian dirayakan di sebuah hotel mewah di New York, Amerika pada 12 Februari 1949.

Siapa dia sebenarnya hingga keberadaannya ditakuti dan kematiannya dirayakan oleh kaum imperialis itu?

Mengenal lebih dekat dengan Syaikh Hasan Al Banna
Imam Syahid Hasan bin Ahmad bin Abdurrahman Al Banna –semoga Allah SWT. mencurahkan rahmat padanya- lahir pada tahun 1906 di Mahmudiyah, sebuah kawasan yang berada dekat Iskandariyah. Menyelesaikan kuliahnya di Darul Ulum, Kairo beliau menggeluti profesi sebagai guru sekolah dasar.

Namun profesi beliau yang sesungguhnya adalah menyeru umat agar mengamalkan Al Quran dan berpegang teguh kepada sunah Nabi yang Agung, Muhammad SAW. Lewat tangn beliau Allah berkenan memberikan petunjuk kepada puluhan ribu mahasiswa, petani, pedagang dan masyarakat dari berbagai golongan kala itu.

Disebut syaikh di umur 43 tahun bukan sesuatu yang berlebihan untuknya, kedalaman jiwa serta kejauhan pandangnya tak memberi ruang untuk tidak memanggilnya syaikh, bahkan patut diberi gelar IMAM. Sedang apa orang seusianya saat ini? Banyak orang yang usianya lebih dari beliau tapi biografinya tak lebih dari tiga baris. Nama, tanggal lahir dan tanggal wafat terukir di batu nisan.

Sehari-harinya beliau senantiasa berdakwah memperkenalkan islam sebagai akidah dan ibadah, tanah air dan kebangsaan, moral dan budaya, serta hukum. Mengajarkan bahwa Islam adalah agama yang syamil ‘menyeluruh’, ia melingkupi segala aspek tidak hanya sebuah agama yang mengajarkan ritual peribadatan semata.

Para penguasa Imperialis maupun boneka-bonekanya yang bercokol di Mesir kala itu merasa terancam kedudukannya dengan gerakan Ikhwanul Muslimin yang dipimpin oleh Asy Syahid Hasan Al Banna. Berbagai macam cara dilakukan untuk menjauhkan Ikhwanul Muslimin khususnya Syaikh Hasan Al Banna dari kancah Politik.

Hingga akhirnya kaum imperialis bersama boneka-bonekanya tersebut menyusun sebuah konspirasi besar untuk melenyapkannya.

Singkat cerita, di tengah hiruk pikuk kota Kairo, tepatnya di depan kantor organisasi “Asy Syubbanul Muslimun”, sekelompok orang yang tidak dikenal memuntahkan peluru-peluru makar mereka kemudian berlari menghilang. Dengan tenaga yang masih tersisa beliau membopong tubuhnya ke rumah sakit, namun tak seorangpun dokter yang bersedia menangani luka parah beliau. Mereka sengaja menelantarkannya, tersungkur di tengah lumuran darah yang mengucur tiada henti. Tak satupun nurani yang tersentuh, tak satupun mata yang menangis.

Setelah itu, dua jam setelah penembakan beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir dan gugur sebagai syuhada yang merupakan impian para mujahid.

Demikianlah kisah seorang tokoh besar. Meskipun akhirnya ia ’hanya’ di shalatkan dan dikuburkan oleh ayahnya yang sudah udzur bersama empat wanita dari anggota keluarganya, tidak dengan dihadiri ratusan ribu orang dengan berbagai ucapan duka cita, saat tangan-tangan makar menyarangkan beberapa peluru ke tubuhnya yang mulia, itu tidaklah dengan serta merta mematikan cita-cita, dakwah, dan semangat jihadnya.

Kita tidak mengetahui buku-buku khusus karya Imam Asy-Syahid, kecuali beberapa risalah yang dicetak berkali-kali dengan judul Majmu’ah Rasail, atau dalam bahasa Indonesia-nya adalah Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin dan Mudzakkiratud Da’wah wad Da’iyah, atau Memoar Hasan Al-Banna untuk Dakwah dan Da’inya.

Tidak ada komentar: