Januari 22, 2009

Saya Pindah Rumah,,

saat ini saya sudah pindah rumah..

visit :

http://taufik-nugraha.blogspot.com

Terima Kasih..!!

Januari 20, 2009

Wangi atau Bersih..?


“pilih mana put, bersih ato wangi?”

“ ya bersih lah”

“ah, wangi dunk yang lebih pernting”

“kalo dah bersih tu pasti wangi?”

“ya gak jugalah”

“ya iyalah, ko aja yang aneh..”

“??!!??”

Sepenggal percakapan saya dengan adik tadi pagi. Membahas tentang mana yang lebih penting bersih atau wangi. Sebenarnya, ini sambungan pembahasan malam tadi (selalu membahas hal-hal kontraproduktif), tema yang sama dengan responden yang berbeda. Kalau tadi malam saya yang ditanya, kali ini saya yang bertanya.

Entah bagaimana awalnya, tiba – tiba tadi malam ada pembahasan tentang bersih dan wangi. Molto atau Rinso (ah, gak boleh nyebutin merk. Biarlah blog pribadi ini). Berawal dari sms tentang guru sebenarnya, malah merembet ke masalah bersih dan wangi.

“jadi mana yang anda pilih? Bersih ato wangi? Your choose?” Ketika disodori pertanyaan seperti ini saya langsung menjawab “WANGI” ini yang lebih penting. Karena noda bagaimanapun besarnya masih dapat ditutupi, diakali, dimodifikasi agar tak terlihat (kemampuan mengagumkan orang di negeri ini). Tapi kalau kebusukan maka sulit menyembunyikannya.

Memang selihai apapun kita menyembunyikan noda tersebut lambat laun akan ketahuan juga. Tapi perlu waktu untuk itu, dan waktu yang dibutuhkan akan lebih lama daripada kita menyembunyikan kebusukan. Lagipula noda adalah sebuah bukti tentang apa yang terjadi dan kita lakukan di masa lalu dan sebuah pembelajaran. Lantas kenapa bukti pembelajaran yang kita lakukan harus dihilangkan?

Oleh karena itu, pilihan saya adalah dengan menyamarkan noda dan menyebarkan wangi pada orang-orang di sekitar.

“ga ada noda, ya gak belajar?”

“berani kotor itu baik!”

Yah, mulailah belajar mencuci dengan Molto tanpa Rinso...

Januari 17, 2009

SHAFFIX - Berperang

Kalau manusia punya hati
Mengapa
Ada yang tersakiti

Kalau manusia punya Jiwa
mengapa
ada yang Terlukai

Sadarilah dunia,
Bumi ini telah berusia
Jangan membuatnya
Semakin renta

Kalau manusia punya Pikiran
mengapa
Slalu inginkan kekuasaan

Kalau manusia punya Nurani
mengapa
Slalu tak ingin mengerti

Pahamilah dunia
Semesta adalah sementara
Jangan menjadikannya
Sia-sia

Dalam hidup memang penuh
dengan pertanyaan
Tapi perang bukanlah satu-satunya jawaban
Namun bila saatnya harus maju berperang
Pastikan Alloh adalah satu-satunya alasan

Apabila musuh datang
Hadapi dengan tenang
Yakinlah satu tentang
Alloh bersama berjuang
Jadikan hidup mulia
Mati syahid akhirnya
Teriakan kata-kata
Allahuakbar selamanya

download lagunya disini

Januari 12, 2009

Presiden pun Keluarkan Album Baru..

seperti tak ingin kalah dengan grup musik tanah air yang menelurkan album barunya di tahun 2009, presiden SBY pun mengeluarkan album ketiganya. album yang berisikan 10 lagu itu berisikan tentang kegalauan hati serta permintaan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia karena telah gagal memimpin bangsa ini.

rakyat di negeri ini memang lebih senang dibius dengan hal-hal seperti ini untuk mendapatkan kebahagiaan sesaatnya. melepaskan diri dari himpitan deritanya selama ini. itulah sebabnya mulai dari presiden, menteri, sampai wakil rakyatnya lebih senang membahas hal-hal yang bersifat hiburan daripada membahas kebijakan yang bersinggungan dengan kemaslahatan rakyat seperti pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.

yah, ada-ada saja memang. bahkan di tengah berbagai kesulitan serta krisis yang melanda negeri ini, presidennya tetap saja masih punya cukup waktu untuk membuat lagu dan merilis album baru (sudah ketiga pula, luar biasa kan artinya). sudahlah saya tak ingin berburuk sangka bahwa krisis yang belum teratasi sampai saat ini lebih karena presidennya sibuk mengurusi hobinya.

Di Thailand Samak Sundaravej yang menjabat perdana menteri dipecat karena masih mengasuh demo masak di televisi. yah, memasak bisa dibilang merupakan hobi samak, tapi ia di demo rakyat karena telah melanggar UU di thailand (masih menerima gaji dari lain tempat setelah menjadi perdana menteri). selain itu dengan tetap menjadi pengasuh demo masak tersebut bisa dibilang dia tidak serius dalam memerintah thailand saat itu, masih lebih mementingkan egonya, memuaskan dirinya dengan hobinya ketimbang mengurusi masalah rakyat.

di Indonesia? apa beda SBY dengan Samak?

Angkot itu hampir membunuhku..

terlalu hiperbola kayaknya judul di atas. tapi namanya juga untuk menarik pembaca, jadi saya pikir sah-sah saja. judul sangat menentukan bagaimana kualitas tulisan sepertinya. judul yang menarik akan membuat pembaca penasaran dan ingin membaca isinya. ah, sudahlah. postingan kali ini bukan kuliah tentang bagaimana menulis yang baik. ini hanyalah sekelumit keluh kesah saya pagi ini.

memasuki minggu tenang ini, rasanya malas sekali berangkat ke kampus. kalau bukan karena janji yang sudah terlanjur dibuat dengan beberapa orang saya lebih memilih di rumah, bersantai lalu jalan-jalan. tapi didorong rasa ingin belajar bertanggung jawab terhadap janji yang telah dibuat dan penasaran hari ini ada mata kuliah pengganti atau tidak saya memutuskan berangkat ke kampus tercinta.

seperti biasanya, dengan mengendarai mio merah milik umat (baca: punya orang tua) saya berangkat menuju kampus. keluar dari rumah jam 8 kurang 10 saya yakin kalau sesi 1 ada kuliah pastilah saya terlambat. tapi itu sudah masuk dalam perhitungan, saya memang sengaja ingin terlambat.

jalanan saat itu tetap saja ramai, meskipun harusnya jam segitu anak sekolah sudah masuk, begitupun dengan para pekerja. mungkin banyak juga pekerja atau pelajar yang sengaja datang terlambat, sepemikiran dengan saya. yah, senin memang hari yang cukup menyebalkan.

tapi semuanya tambah menyebalkan, ketika ada angkot (baca: carry) yang hampir dengan sukses membunuh saya. sudah bukan menjadi hal yang aneh kalau angkutan umum dimanapun dia berada selalu sembarangan dalam berkendara. ia bisa berpindah dari jalur kiri ke kanan dengan seenaknya untuk kemudian kembali lagi ke jalur kiri karena ada penumpangnya yang minta berhenti. menaikkan dan menurunkan penumpang di tengah jalan dan tindakan barbar lainnya. dengan alasan mengejar setoran dan sebagainya mereka merasa bisa sesukanya tanpa mempedulikan pengguna jalan yang lain. alasan yang tak bisa ditolerir sebenaranya, karena menjaga keselamatan lebih penting dari hanya sekedar mengejar setoran.

dan lebih ironis lagi ketika ternyata carry tersebut menjadi salah satu alat peraga kampanye caleg. kebencian akan kelakuan carry tersebut pun meluas menjadi kemarahan pada caleg yang mempromosikan dirinya lewat carry itu. dengan pikiran yang sempit saya mengumpat dalam hati "kalau alat promosinya aja gak santun kayak gini, apalagi calegnya. kalau alat kampanyenya saja hampir mencelakakan banyak orang apalagi calegnya."

ah, betapa ternyata kadang kemarahan saya begitu mudah tersulut hanya karena masalah sepele. begitu gampangnya saya mengaitkan antara sesuatu dengan sesuatu yang sebenarnya tak ada hubungannya.